Cabup Bangka Mulkan Puji Tradisi Manre Sipulung, Tradisi Budaya Suku Bugis di Sungai Dua Kota Waringin

Adhyaksanews. BANGKA, — Calon Bupati Bangka Mulkan memuji Tradisi Manre Sipulung, yang merupakan Sedekah Kampung di Dusun Sungai Dua Desa Kota Waringin Kecamatan Puding Besar Kabupaten Bangka.

“Tradisi Manre Sipulung sangat baik untuk kita jadikan agenda rutin. Acara seperti ini merupakan bentuk rasa syukur kita kepada Tuhan Yang Esa,” ujar Mulkan.

Pujian Calon Bupati Bangka Mulkan ini disampaikan saat bersama Calon Wakil Bupati Bangka Ramadian menghadiri acara Sedekah Kampung Manre Sipulung di Dusun Sungai Dua Desa Kota Waringin Kecamatan Puding Besar, Sabtu (7/9/2024).

Di hadapan ratusan masyarakat Sungai Dua, Cabup Bangka Mulkan meminta masyarakat Sungai Dua tetap melaksanakan tradisi sedekah kampung Manre Sipulung.
“Kita semua tentu ingin kegiatan ataua acara yang memiliki banyak makna ini terus berlanjut dan bertahan sampai nanti,” tukas Mulkan.

Mulkan berharap tradisi Manre Sipulung terus dilestarikan dan didaftarkan menjadi hak kekayaan intelektual.
Dengan melestarikan Manre Sipulung ini, kata Mulkan, berarti masyarakat sudah melestarikan tradisi budaya dan berhasil mempertahankan nilai-nilai budaya setempat.
“Harapan kita agar masyarakatterus menjaga kekompakan.

Selain acara ini bisa kita jadikan potensi wisata budaya, acara ini juga bisa mempererat tali silaturahmi diantara warga,” ungkap Mulkan, yang juga merupakan Bupati Kabupaten Bangka Periode 2018-2023 ini.

Pada kesempatan sama, Ketua Pelaksana Mandre Si Pulung Upek Setiadi menjelaskan Mandre Si Pulung merupakan tradisi yang telah dilaksanakan secara turun temurun di Dusun Sungai Dua Desa Kota Waringin.
Dikatakan Upek, perayaan sedekah kampung atau Mandre Si Pulung ini sudah berjalan selama 30 tahun.

“Pelaksanaan Mandre Si Pulung ini biasa dilaksanakan setiap bulan Agustus. Setiap tahun diselenggarakan masyarakat suku Bugis yang ada di Sungai Dua Kota Waringin ini,” ujarnya.

Dijelaskan Upek, budaya Manre Sipulung merupakan adat khas suku Bugis di Desa Sungai Dua yang berarti makan bersama warga. Sebelum menggelar buaya NMabre Sipulung ini, warga sebelumnya telah melaksanakan berbagai ritual adat termasuk pemotongan hewan.

“Makna yang bisa diambil dari tradisi Mandre Si Pulung ini, yakni bentuk kebersamaan dan kekompakan masyarakat,” tukas Upek.

Acara Budaya Mandre Si Pulung ini selain diisi tarian khas suku Bugis, juga dilakukan atraksi pencak silat serta seni budaya lainnya, yang diakhiri dengan jamuan makan bersama.

 

Editor : Bang Doi

Pos terkait

banner 728×90 banner 728×90 banner 728×90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *