Cari Solusi Penyebab Banjir Lumpur, Kepala BPBD Morut Tinjau Lokasi Penambangan PT. Bumanik dan PT. Keinz Ventura di Desa Molino

adhyaksanews.online, Morut Sulteng

Sering terjadi banjir lumpur tanah merah setiap hujan deras terjadi, cukup meresahkan warga di Desa Malino, Kecamatan Petasia Timur, Kabupaten Morowali Utara.

Bahkan pekan lalu, warga Dusun I Molino memasang palang di areal penambangan PT. Bumanik sebagai protes atas seringnya terjadi banjir lumpur yang menggenangi pemukiman penduduk.

Setiap kali bencana banjir terjadi, Satgas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Morowali Utara selalu turun ke lapangan membantu masyarakat yang terdampak.

Sebagai respons atas berbagai keluhan masyarakat yang disampaikan ke Pemda Morut, Kepala BPBD Morut Delfia Parenta, ST berinisiatif melihat langsung lokasi penambangan dua perusahaan yakni PT. Bumanik dan PT. Keinz Ventura di Desa Molino.

“Baru dua Perusahaan ini. Nantinya kita juga akan melihat lokasi penambangan Perusahaan lain. Karena di Desa Molino atau di Kecamatan Petasia Timur ini ada beberapa Perusahaan yang mengolah tambang,” jelas Delfia saat meninjau lokasi itu, Rabu (2/8/2023).

Di lokasi Penambangan PT Bumanik, Kepala BPBD didampingi pula tokoh masyarakat Desa Molino Abd. Azis Husain dan Manajer Operasional PT. Bumanik, Gunawan Wibisono.

Di tempat ini terlihat beberapa cekdam (dan pengendali) yang menampung material jika banjir terjadi. Ada pula tanggul yang sedang diperbaiki karena jebol dihantam banjir.

Dari lokasi ini selanjutnya Delfia melihat lokasi Penambangan PT. Keinz Ventura yang juga terletak di atas perkampungan Desa Molino. Alat berat dan truk pengangkut material tambang terlihat terus beroperasi.

Di tempat ini juga terlihat aktivitas pembibitan untuk kepentingan penghijauan. Beberapa lokasi bekas Penambangan juga sudah mulai ditanami bibit penghijauan dengan aneka jenis tanaman.

Baik kepada pihak PT. Bumanik maupun PT. Keinz Ventura, Delfia Parenta menyampaikan beberapa masukan di antaranya memperbaiki cekdam yang sudah tertimbun material.

Menurutnya, tanggul penghambat itu berfungsi untuk mengendalikan sedimen dan aliran permukaan yang berasal dari daerah tangkapan di sebelah atasnya.

“Saya perhatikan beberapa cekdam baik yang besar maupun kecil sudah tidak berfungsi maksimal, bahkan ada yang jebol. Ini penting sekali untuk mengurangi banjir di pemukiman penduduk di bagian bawah,” jelas Delfia yang pernah menjabat Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas PUPR Morut.

Selain itu, ia juga menyarankan untuk mempercepat penghijauan di lokasi bekas pengolahan tambang. Sebab, jika tidak dihijaukan otomatis material itu akan tergerus air karena tidak ada lagi resapan dan penghalang.

“Untuk penghijauan, mungkin bisa dipertimbangkan menanam pohon cempedak. Untuk pembibitannya bisa melibatkan masyarakat Desa Pebo’a. Nanti perusahaan beli bibit dari mereka. Ini juga pemberdayaan masyarakat,” jelasnya.

Pada kesempatan tersebut Delfia juga menyampaikan rencananya untuk mengundang semua perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan, untuk mencari solusi bersama terkait kebencanaan yang sering dikeluhkan masyarakat.

“Kita usahakan duduk bersama. Kalau masyarakat tenang, tentu perusahaan juga nyaman bekerja,” tambahnya.

Baik PT. Bumanik maupun PT. Keinz Ventura menyambut baik ide yang ditawarkan BPBD, termasuk upaya normalisasi sungai yang kian sempit dan dangkal mengakibatkan terjadinya luapan banjir di pemukiman penduduk.

(Johnny/Ale-adhyaksanews)

Pos terkait

banner 728×90 banner 728×90 banner 728×90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *