Diduga Almarhum SZ Warga Binaan Pihak Lapas kelas III Sarolangun Rawas Muratara Meninggal, Akibat Kelalaian Petugas

ADHYAKSANEWS.ONLINE,Musi Rawas Utara/ Sumsel – Menurut keterangan dari salah satu keluarga Almarhum (SZ), awalnya salah seorang sesama tahanan memberitahukan bahwa (SZ) sedang sakit. Selanjutnya oleh pihak keluarga langsung mendatangi Lapas Kelas III Sarolangun Rawas, Musi Rawas Utara (MURATARA) untuk melihat kondisinya, yang ternyata sudah sakit cukup parah.

Melihat kondisi Almarhum seperti itu, secara spontan pihak keluarga pun mempertanyakan kinerja dari pihak Lapas yang diduga telah membiarkan Almarhum SZ hampir sekarat, tanpa memberitahu pihak keluarga sebelum sakit separah itu.

Bacaan Lainnya
https://adhyaksanews.online/wp-content/uploads/2024/03/IMG-20240310-WA0036-10.jpg

Mirisnya lagi sebagaimana keterangan keluarga Almarhum SZ, saat akan dibawa ke Rumah Sakit pihak Lapas melalui Murman, SH Kasi Pembinaan LAPAS kelas III Sarolangun, meminta pihak keluarga untuk meninggalkan surat jaminan berupa sertifikat tanah. Sebagai syarat untuk SZ dapat di bawa berobat ke Rumah Sakit. Bahkan bukan sampai disitu, pihak Lapas juga meminta kepada keluarga SZ untuk mencari sendiri Ambulan menuju Rumah Sakit.

Lebih lanjut pihak keluarga menjelaskan, bahwa sebenarnya Kepala UPT Puskesmas Sarolangun, telah memberikan surat rujukan sebanyak 3 kali ke pihak Lapas sebelum sakitnya Almarhum begitu parah. Namun hal itu tidak ditindaklanjuti. Dan akibat dari terlambatnya tindakan penanganan pengobatan, dan bertele-telenya proses, akhirnya nyawa Almarhum SZ tidak terselamatkan meninggal dunia, Selasa, (28/02/2023).
sekitar jam 5.30 sore hari kemarin.

Akibat dari kejadian ini pihak keluarga pun meminta dan mendesak Kemenkumham, untuk segera mencopot Kalapas Kelas II Sarolangun, yang di anggap kurang tanggap,lalai dengan keadaan kesehatan warga binaannya.

“Sudahlah kami keluarga di kasi tau sesudah sakitnya Almarhum cukup parah, eh waktu kita mau bawa berobat ke Rumah Sakit juga malah dipersulit lagi. Dengan harus tinggalkan surat jaminan, bahkan Ambulan pun di suruh kami cari sendiri. Padahal dimana-mana kan yang namanya LP ada ambulance-nya..,”

“Coba dimana lah perasaan orang Lapas itu sebagai manusia…. Coba ini terjadi kepada keluarganya sendiri, bagaimana kira-kira perasaannya…. Orang lagi ngurusi orang sakit parah, kok malah sibuk minta jaminan surat tanah segala macam, ini kan soal nyawa…… Makanya kita meminta pertanggungjawaban pihak Lapas. Sekaligus mendesak Kemenkumham untuk segera mencopot bawahannya, termasuk Kalapas Kelas II Sarolangun, yang kita anggap abai dan lalai terhadap warga binaannya, hingga meninggal,”Jelas salah satu keluarga Almarhum,namanya tidak mau di publikasikan.

Ia sembari mengatakan bahwa surat jaminan sertifikat tanah masih di berada di Kasi Pembinaan LAPAS kelas ll Sarolangun.

Berbagai pihak pun memprotes tindakan pihak Lapas Sarolangun, yang terkesan mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan. Yang notabene dengan kalimat “MEMANUSIAKAN MANUSIA”

Ketua DPW Lembaga Garuda Sakti Provinsi Sumatera Selatan, Binsar Siadari menyebutkan, pihak Lapas harus bertanggungjawab terhadap meninggalnya Almarhum SZ.

“Tindakan pihak Lapas Kelas III Sarolangun tidak dapat ditolerir, itu sama halnya pembunuhan secara tidak langsung terhadap warga binaannya. Kan warga binaan juga manusia, kok diperlakukan seperti tidak layaknya manusia,,,,, Dimana letak kehadiran dan tanggungjawab pihak Lapas yang seharusnya sebagai pengayom. Yang terkesan membiarkan warga binaannya menderita sakit separah itu, yang memberitahu keluarganya saat kondisi Almarhum sudah sekarat,”Tegas Binsar ungkapkan . (Tim )

Pos terkait

banner 728×90 banner 728×90 banner 728×90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *