Adhyaksanews. Jakarta, Jajaran Mantan Direksi PT Timah membeberkan biaya operasional smelter di mantan perusahaan mereka. Eks direksi yang menjadi saksi sidang korupsi di PT Timah itu sepakat, bahwa harga operasional di mantan perusahaan mereka itu, lebih mahal ketimbang milik swasta.
Hal ini diungkapakan Mantan Direktur Operasi Alwin Albar saat menjadi saksi persidangan dugaan kasus korupsi PT Timah dengan terdakwa Harvey Moeis. Dirinya pernah melakukan pengecekan pada 2017, bahwa biaya peleburan di PT Timah di luar bahan baku antara USD5.500-6.000 per ton logam timah.
“Kita pernah cek di akhir tahun 2017 itu biaya di luar bahan baku totalnya USD6.000an, saya lupa detailnya, tidak ada dokumen di sini,” kata Alwin dalam sidang yang dikutip Jumat, 4 Oktober 2024.
Mantan Direktur Utama Mochtar Riza Pahlevi Tabrani juga sependapat dengan Alwin. Dirinya menekankan biaya operasional yang besar itu salah satunya dari banyaknya karyawan PT Timah.
“Ya gimana enggak tinggi, karyawan kami itu 4.400 belum outsourcing ada 2.000 dan itu sudah berlanjut dari jaman sebelumnya,” tambah Riza.
Senada, Mantan Direktur Keuangan Emil Ermindra menyebut beban pokok pendapatan dari produksi logam timah berada di kisaran USD5.500-6.000 per ton di luar bahan baku.
“Secara pengalaman, beban pokok pendapatan itu antara 5500-6000an lebih,” kata Emil.
Dirinya juga pernah mencatat, pada tahun 2017 biaya operasional smelter PT Timah untuk menghasilkan logam timah sebesar USD6.200 per ton.
“Kalau mau pake angka real itu, saya ingat kalau tahun 2017 itu USD6.200an lah,” ucap Emil.
Sedangkan, biaya sewa smelter PT Timah dengan smelter swasta hanya sebesar USD4.000 per ton logam.
Emil menyebut, jika ingin membandingkan dengan biaya sewa smelter swasta, biaya yang dikeluarkan PT Timah lebih besar.
“Jadi kalau mau analisa apple to apple, harus komponennya sama. Kalau kita anggap biaya peleburan yang kita sewakan itu langsung mendapatkan logam, berarti ini beban pokok pendapatan untuk logam itu,” jelas Emil.
Namun pada fakta persidangan sebelumnya dijelaskan oleh mantan Kadiv Akutansi dan Keuangan PT. Timah Abdulah Umar Baswedan bahwa biaya operasional Produksi Smelter PT. Timah Pusmet Muntok hanya USD 1000 metrik ton timah. (03/10/2024).
Jaksa penuntut umum menuding korupsi di PT Timah menimbulkan kerugian keuangan negara hingga Rp 300 triliun. perhitungan itu didasarkan pada Laporan hasil audit penghitungan kerugian keuangan negara di kasus timah yang tertuang dalam Nomor: PE.04.03/S-522/D5/03/2024 tertanggal 28 Mei.
“Bahwa akibat perbuatan Terdakwa Suranto Wibowo bersama-sama Amir Syahbana, Rusbani alias Bani, Bambang Gatot Ariyono, Mochtar Riza Pahlevi Tabrani, Emil Ermindra, Alwin Albar, Tamron alias Aon, Achmad Albani, Hasan Tjhie, Kwan Yung alias Buyung, Suwito Gunawan alias Awi, m.b. Gunawan, Robert Indarto, Hendry Lie, Fandy lingga, Rosalina, Suparta, Reza Andriansyah dan Harvey Moeis sebagaimana diuraikan tersebut di atas telah mengakibatkan kerugian Keuangan negara sebesar Rp 300.003.263.938.131,14,” ungkap jaksa saat membacakan dakwaan Harvey di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Rabu, 24 Agustus 2024.
Dalam pencucian uang ini, Harvey dibantu oleh Selebgram Helena Lim yang memiliki perusahaan money changer PT Quantum Skyline Exchange. Uang rupiah uang ditukarkan suami Sandra Dewi itu menjadi dolar Singapura dan Amerika dalam periode 2018 sampai 2023.
(@ns)
sumber : Fakta Persidangan
Editor : Ansory