Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat Kembali Menggelar Tradisi Gunungan Grebek Syawal

adhyaksanews.online, DIY

– Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat kembali menggelar tradisi Gunungan Syawal, Sabtu (22/04/2023) di halaman Masjid Gede Kauman Yogyakarta.

Tradisi Gunungan diselenggarakan Kraton Yogyakarta ini merupakan tradisi setiap bulan Syawal atau pada saat perayaan hari raya Idul Fitri.

Prosesi dimulai dengan iring-iringan bregada prajurit dan tujuh gunungan yang diber nama, Gunungan Kakung, Gunungan Estri/Wadon, Gunungan Gepak, Gunungan Dharat, dan Gunungan Pawuhan.

Gunungan dibawa dari Bangsal Pancaniti, Kamandungan Lor, oleh Abdi Dal Kanca Abang melalui Regol Brajanala-Sitihinggil Lor-Pagelaran menuju masjid Gede Kauman Yogyakarta untuk didoakan dan diperebutkan masyarakat,”ucap Muhammad Abror salah satu abdi dalem Kraton Yogyakarta.

Ribuan masyarakat tampak antusias menyaksikan tradisi arak-arak an gunungan,mereka datang bukan hanya dari wilayah Jogja saja,banyak juga yang datang dari luar wilayah Yogyakarta.

“Saya baru pertama kali melihat gunungan ini,ya sama dengan masyarakat yang lain ingin ngalap berkah( dapat berkah) ikut rebutan ambil isian dari gunungan Syawal itu mas,”ucap Parjiyo salah satu warga dari pengasih Kulonprogo.

Sementara itu KRT Rinta Iswara, selaku Penghageng II Kawedanan Nitya Budaya menjelaskan,bahwa istilah garebeg atau yang umumnya disebut grebeg berasal dari kata ‘gumrebeg’,(bahasa Jawa) mengacu kepada deru angin atau keramaian yang ditimbulkan pada saat berlangsungnya upacara tersebut.

“Gunungan merupakan perwujudan kemakmuran Keraton atau pemberian dari raja kepada rakyatnya.Jadi makna Garebeg Sawal secara singkatnya adalah perwujudan rasa syukur akan datangnya Idulfitri, yang diwujudkan dengan memberikan rezeki pada masyarakat melalui ubarampe gunungan yang berupa hasil bumi dari tanah Mataram,”katanya.

(Eko – adhyaksanews)

Pos terkait

banner 728×90 banner 728×90 banner 728×90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *