Selasa, 18/02/2025 || 10:40 WIB
Adhyaksanews. Serang – Keadaan keluarga Raman (49) yang tinggal di sebuah rumah bekas kandang kerbau di Kampung Pangawinan Rt/Rw 01/01, Desa Pangawinan, Kecamatan Bandung, Kabupaten Serang, Banten.
Berdasarkan pantauan Adhyaksa News, Raman tinggal bersama istri bernama Sartini (36), dan dua orang anak yang pertama perempuan (10) dan laki-laki (7) tinggal di sebuah kandang kerbau berukuran 5×8 meter yang dulunya kandang ini milik bapaknya dulu.
Kemiskinan yang menjerat Raman terpaksa membuatnya harus rela membawa serta keluarga kecilnya untuk tinggal di kandang kerbau.
Tentu saja kandang kerbau merupakan tempat yang jauh dari kata layak untuk dihuni manusia.
Mulai dari segi kebersihan, hingga keselamatan untuk melindungi keluarga dari panas, hujan, serta angin sangatlah rendah. Selain itu, jerami dan kotoran kerbau yang berbau menyengat bisa mengganggu kesehatan dan kenyamanan.
Kandang yang terbuat dari bambu ini, hanya beratapkan asbes dan beralaskan tanah. Kandang ini telah ditinggali Raman bersama keluarga selama 1 bulan terakhir.
Kandang tersebut juga bocor karena atapnya sudah bolong-bolong (ditambal terpal) Bahkan lebih mirisnya lagi mereka tidur hanya beralaskan apa adanya dan di tanah, di sertai banyak nyamuk yang menyerang.
Raman hidup bersama keluarga dengan pas-pasan, saat di konfirmasi oleh media, Raman mengungkapkan “jangankan untuk membangun rumah pak, untuk biaya hidup sehari-hari saja kami kesulitan, “gimana mau bangun rumah, tanah aja tak punya ini juga nempatin kandang peninggalan bapak saya dulu dan penghasilan pun tak ada, untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari saja sangatlah sulit diupayakan” ujar Raman.
Dan juga tak lupa di hadiri oleh Agus Subrata aktivitis kab. Serang dan sekaligus tim dari berbagai organisasi LSM SIMBA, dan ORMAS JBB
Saat tim turun langsung melihat situasi dan kondisinya, membenarkan bahwa kondisi tersebut sangat miris dan perlu ada perhatian dari pihak-pihak pemerintahan kabupaten serang.
Keseharian bapak raman sebagai buruh serabutan
” Keseharian saya hanya sebagai buruh serabutan, kadang ngoyos, kadang ikut ngalektor dengan tetangga, sebelumnya tinggal di lampung sebagai buruh serabutan juga sebagai serabutan kelapa, kadang penghasilan 50-100 ribu untuk memenuhi kebutuhan anak istinya”
Agus Subrata saat dikonfirmasi, menyampaikan bahwa dirinya sangat Sedih melihat kondisi keadaan keluarga bapak Raman ini yang perlu mendapatkan perhatian lebih.
“Insya Allah ya pak bu kami dari tim LSM SIMBA dan ORMAS JBB turut perihatin dan mendoakan semoga keluarga bpk. Raman ada yang membantu entah itu dari mana saja agar diterima dan semoga bapak/ibu kami doakan dapat tempat tinggal yang layak dan hidup yang layak juga untuk keluarga dan anak-anaknya, Amiiin allahuma amiinnn” Tutup, agus subrata
tb.raepi.net
Adhyaksa News – Banten