Palestina Vs Israel, “Pancing” Perang Dunia (PD) Ke-tiga,,,?

adhayaksanews.online, Pangkalpinang

Pasca berakhirnya gencatan senjata, Jumat (1/12/2023) pagi, ternyata membuat pasukan Zionis Israel tambah menggila, bahkan negara Yahudi itu langsung melancarkan operasi darat di utara Khan Younis. Akibatnya, banyak lagi warga sipil Palestina menelan korban jiwa, baik anak-anak, wanita maupun lansia. Pasalnya, Negara Zionis tersebut ingin mendesak rakyak Palestina agar keluar dari daerah permukiman Gaza Utara hingga sampai ke Gaza Selatan. Alasannya, menurut Zionis, pasukan Hamas beserta pemimpinnya bersembunyi dibalik permukiman penduduk setempat. Sementara negara-negara tetangga Palestina, seperti yang disebut dengan wilayah Negeri Syam, mencakup negara Yaman, Suriah, Yordania dan Lebanon telah ikut serta menggempur Israel. Dengan demikian, apakah akan memancing terjadinya Perang Dunia (PD) ketiga pada akhir jaman ini.

Seperti dilansir BBC, Senin (4/12), Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Herzi Halevi mengatakan dengan sombongnya, “Kita bertempur dengan penuh kekuatan dan total di Gaza Utara dan sekarang kita juga akan melakukannya di Gaza Selatan.” cetusnya. Dengan congkaknya Zionis tersebut telah menyulut api dalam sekam, maka tidak menutup kemungkinan perang Dunia ketiga terjadi. Karena tanpa menunggu lama Zionis Israel ini tak jera-jera, kumat lagi dengan membabi buta melanjutkan pengeboman skala besar di Gaza. Bahkan ada seorang warga Khan Younis menggambarkan sebagai gelombang serangan terberat dan terbesar tanpa melihat rambu-rambu dan aturan peperangan.

Sebelumnya, gencatan senjata tujuh hari telah berhasil membuat Hamas membebaskan 110 sandera yang ditahan di Gaza sebagai imbalan atas pembebasan 240 warga Palestina dari penjara-penjara Israel. Namun pasca gencatan senjata, Minggu (3/12) pagi, tentara Israel mengeluarkan perintah evakuasi di beberapa distrik Khan Younis, mendesak masyarakat untuk segera pergi. Alasannya, Israel yakin para pemimpin Hamas bersembunyi di kota yang menjadi tempat ratusan ribu orang berlindung setelah melarikan diri dari pertempuran di Gaza Utara pada tahap awal perang, dan pengungsian ke Gaza Selatan juga merupakan rekomendasi Israel.

Seorang pejabat PBB menggambarkan “tingkat kepanikan” yang belum pernah dilihatnya sebelumnya di sebuah rumah sakit di Gaza, setelah militer Israel mengalihkan fokus serangannya ke selatan. James Elder, dari UNICEF, menggambarkan Rumah Sakit Nasser di Khan Younis sebagai zona perang. Elder mengatakan kepada BBC bahwa dia mendengar ledakan besar terus-menerus di dekat Rumah Sakit Nasser dan anak-anak datang dengan luka di kepala, luka bakar parah, dan pecahan peluru akibat ledakan. “Ini adalah rumah sakit yang sering saya kunjungi, orang-orang memegang tangan saya atau memegang baju saya dan berkata ‘tolong bawa kami ke tempat yang aman. Di mana yang aman”, ungkap Elder.

Juru bicara otoritas kesehatan Gaza Ashraf al-Qudra mengatakan, lebih dari 500 warga Palestina tewas di Jalur Gaza sejak pengeboman kembali terjadi setelah genjatan senjata menambah total korban tewas menjadi setidaknya 15.523 orang, sejak perang Palestina Vs Israel sejak dimulai 7 Oktober 2023. Dari belasan ribu orang tewas, 70 persennya menurut Qudra adalah perempuan dan anak-anak. Kenapa tidak, karena Kota Gaza sudah menjadi ‘hujan’ roket yang selalu dibombardir Israel ke Gaza yang merupakan tanah suci ketiga di tanah Arab.

Laporan terbaru PBB mengatakan sekitar 1,8 juta orang menjadi pengungsi internal di Gaza. Berbicara kepada BBC, kepala hak asasi manusia PBB Filippo Grandi mengatakan warga Palestina di Jalur Gaza semakin terdorong ke sudut sempit dari wilayah yang sudah sangat sulit.

Kendati demikian, Palestina mendapat bala bantuan militer dari negara tetangga sesama negeri Syam, yakni Negara Yaman, Lebanon dan bisa jadi Suriah akan andil. terbukti, saat ini Israel mendapatkan tambahan lawan selain Hamas. Karena negara penjajah Zionis inipun sedang digempur Milisi Houthi Yaman dan milisi Lebanon. Bahkan diprediksi, pertempuran yang sudah berlangsung selama 26 hari itu bakal semakin meluas. Apakah perang Dunia ketiga akan dimulai dari Perang Palestina versus Israel,,,?. Dan akan lebih banyak pihak negara-negara yang terlibat untuk mendukung Palestina. Begitu pula dengan Israel yang didukung pihak Barat dan Amerika Serikat.

Dengan ber-ulah seakan menjadi jagoan dan selalu bersikap sombong, Israel-pun menjadi sasaran gempuran para negeri Syam akibatnya, Militer Israel-pun rutin terlibat baku tembak dengan Hizbullah di Lebanon selatan selama beberapa minggu terakhir. Bahkan semenjak peperangan tersebut terjadi, Iran ada di belakang Hizbullah. Sama seperti pasukan Houthi di Yaman. Hisbullah juga beroperasi bersama Korps Garda Revolusi elit Iran di Suriah. Mereka bertempur dengan Israel di tempat Dataran Tinggi Golan. Sehingga tanpa disadari, secara tidak langsung Israel buka musuh baru untuk mereka sendiri.

Ironisnya, atas kondisi seperti ini, bisa jadi membuat dunia was-was. Terutama negara-negara di Timur Tengah. Meski sebelumnya, para Liga Arab sudah memperingatkan berkali-kali kepada Israel terkait melebarnya perang di Gaza. Karena dikhawatirkan dapat memicu Perang Dunia ketiga yang akan meletus sewaktu-waktu.

Sementara, protes ke Israel-pun meluas termasuk di negara-negara barat. Karena negara Zionis tersebut dianggap sudah kelewat batas, membunuh perempuan dan anak-anak dengan rudal. Otomatis, atas peristiwa itu memancing amarah kelompok Pasukan Houthi di Yaman tanpa basa-basi pasukan tersebut langsung menyerang Israel sejak 29 Oktober 2023. Tercatat sudah lima serangan diluncurkan. Pasukan Houthi mengklaim serangan Rabu malam sebagai yang terbesar. Israel bahkan mengerahkan armada kapal perangnya ke Laut Merah untuk menghalau roket dan drone dari Yaman itu. Namun Iran tidak tinggal diam, negara yang memliki nuklir ini mengingatkan Israel. Jika kejahatan perang terus dilakukan, maka wajar saja jika sejumlah kelompok pasukan dari negeri Syam menyerang Israel. Bahkan, tidak menutup kemungkinan jika terus peperangan terjadi maka akan ada dampak yang lebih luas.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali merespons perang di Gaza. Ia memberi sinyal tak akan ada gencatan senjata. “Kita berada dalam perang yang sulit. Ini akan menjadi perang yang panjang,” tandasnya. Ia pun berjanji akan terus melakukan peperangan sampai datang kemenangan.
“Saya berjanji ke seluruh rakyat Israel. Kami akan menyelesaikan pekerjaan kami. Kami akan terus melakukannya sampai datang kemenangan,” imbuhnya.

Sementara itu, Israel diprediksi bakal hancur lebur di tahun 2027. Ramalan ini muncul dari pendiri Hamas, Syeikh Ahmad Yassin, dalam sebuah wawancara tahun 1999, dikutip Kamis (16/11/2023). Ia memberikan peringatan besar kepada Israel pendudukan wilayah Palestina. Yassin menyebut tindakan penindasan Israel akan membuat negara itu hancur.

Karena menurut Syeikh, Israel berdiri di atas kedzaliman dan penindasan sehingga segala sesuatu yang lahir dari penindasan akan berakhir pada kehancuran,” ujarnya dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera. Tahun 2027 disebutkannya, merupakan siklus 40 tahunan pecahnya perang antara Hamas dan Israel. Dalam wawancaranya, Syeikh Yassin merujuk pada intifada tahun 1987, sehingga bila ditambah 40 tahun, akan muncul angka 2027. “Saya katakan, Insya Allah Israel akan hancur di awal abad mendatang, tepatnya pada 2027, Israel tidak akan ada lagi,” tambahnya.

Saat ini, eskalasi di wilayah Gaza terus meningkat setelah Israel membombardir wilayah itu dengan sporadis. Meski mengaku menargetkan Hamas, serangan Israel nyatanya telah membawa kerusakan besar bagi warga sipil Palestina. Sejauh ini, jumlah korban sipil yang tewas di Gaza telah mencapai sedikitnya 11.000 jiwa. Kemarin, Al-Jazeera melaporkan Israel menyerbu RS Al-Shifa dan menangkap 200 orang.
“Mereka berada di halaman rumah sakit, dengan mata tertutup, dikelilingi oleh tiga tank tempur. Ada satu tangki tepat di depan UGD, yang menargetkan benda bergerak apa pun di dalam gedung ini,” tulis media itu.
“Di dalam gedung operasi khusus, dilaporkan bagaimana pasukan komando merobek semua partisi, menghancurkan semua dinding antar ruangan, pergi ke ruang bawah tanah, serta memanggil orang satu per satu. Israel menginterogasi mereka,” tulis laporan lagi.

Ditilik dari peristiwa tragedi Palestina yang menyedihkan tersebut, bisa jadi akan membuat Dunia marah, menyulut api yang membara sehingga membuat negara-negara Islam terpanggil untuk ikut membela Palestina dalam rangka menegakkan hak azasi manusia dan amar ma’ruf nahi munkar untuk berperang. Semoga mata Dunia semua melihat, dan terpanggil untuk membantu negeri Syam, yang selalu dikenal, “negeri penuh berkah”.

( HAJ – Adhayaksanews )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *