Pelabuhan Penyeberangan Pagimana Siap melayani  penumpang Arus balik Lebaran Tahun ini menggunakan  KMP MOINIT yang di Nakodai oleh  Basri

adhyaksanwes.online, Banggai

Minggu,23/04/2023.Lebaran Idul Fitri 1 Syawal 1444 Hijriah baru 2 hari berlalu,
Dalam pemantauan Keamanan arus balik lebaran Tahun ini di Pelabuhan Pagimana.dari pihak keamanan menurunkan personil dari TNI dan Polri, guna mengamankan arus balik lebaran ke dua
Peltu Mansur dari anggota pada Eriyanto, nya serta dari polsek pagimana Iptu Stven Fehr.anggota nya Aipda Charles, hal ini di lakukan pengamanan pada arus balik guna mengamankan keberangkatan kapal KMP Moinit GT 1068 memiliki kapasitas 480 penumpang
dengan 20 kru,serta 28 unit kendaraan.
Berlebaran singkat bukan barang baru baginya, keluarga kecil yang masih ingin bersamanya saat  lebaran ini. memahami akan konsekuensi pekerjaannya sebagai nakhoda kapal Penyebrangan  jurusan Gorontalo- Pagimana.memberikan kebahagian berlebaran, bersama dengan para ABK di atas kapal  KMP Moinit,itu sebuah kepuasan tersendiri rumah kedua sambil melayani para pemudik arus balik di Lebaran tahun ini

Bekerja di perusahaan kapal feri gaji nya memang tak sebesar di kapal cargo. Namun, niatnya untuk dekat dengan keluarga menjadi alasan utama untuk mengabdikan dirinya menahkodai kapal feri yang hampir 2 tahun  telah di jalannya  hal ini karena rumah nya berada di kota luwuk makanya Nakhoda Basri merasa nyaman serta tetap setia mengarungi  Selat Gorontalo dan Selat Pagimana dalam melayani masyarakat yang ingin menggunakan KMP Moinit dalam penyeberangan agar selalu dekat bersama keluarga.

Meski begitu, Nakoda Basri punya kebahagian lain yang ia miliki saat tak bisa berlebaran dengan keluarga. Kebahagiaan itu terletak saat ia mampu mengantarkan pemudik berlabuh di pelabuhan.
Ketika kapal sandar, saat ratusan kendaraan dan penumpang turun dari kapal, di situ rasa bahagia muncul. Tanpa disengaja, Ujar Basri air matanya menetes.
Apalagi kalau motor itu keluar dari kapal, berbondong-bondong. Di situ saya berdoa mudah-mudahan mereka selamat sampai kampung halaman,kisahnya haru.

Tak sampai di situ, Basri terkadang keliling kapal untuk melihat para penumpang, saat melihat ada penumpang tidur sambil mendengkur di sana letak kebahagiaan kembali muncul.
Jangankan begitu, saya lihat penumpang ngorok saja kadang menangis, artinya kapal yang saya nakhodai dikemudikan dengan aman dan nyaman sehingga mereka bisa tidur. Begitu juga dengan fasilitas kapal yang kita punya untuk melayani masyarakat,ujar nya
Bagi Basri, kapal adalah rumah kedua dan ABK keluarga. Bertahun-tahun ia bertugas menakhodai kapal feri, berpindah tugas dari kapal satu ke kapal lain dengan perusahaan berbeda. Baginya, kapal, laut, dan cuaca harus dinahkodai dengan hati.

(Amrillah Mokoahow/Dewi Qomariah – dhykasanews )

Pos terkait

banner 728×90 banner 728×90 banner 728×90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *