Manado, Adhyaksanews.online – Kurang lebih 40 Nelayan tradisioal asal Malalayang dua melakukan protes pada pelaksanaan Pembangunan proyek pekerjaan Konstruksi di Kawasan Malalayang, yang berpotensi bakal tergusurnya Tambatan Perahu milik mereka. Sabtu (6/1/2024). Menurut para nelayan, mereka sudah mendapatkan peringatan dari pihak perusahan untuk segera mengosongkan perahu dan sejumlah alat tangkapan dipindahkan ke tempat lain, untuk kepentingan pembangunan tersebut.
Namun para nelayan tidak mau memindahkan perahu dan alat tangkap mereka, sebab tempat yang sekarang dianggap tidak berbahaya dan aman bagi nelayan.
“Kami tidak akan pindah dari tempat ini, jujur kami mendukung pembangunan yang ada di Malalayang dua ini, akan tetapi kami bermohon kepada pemerintah untuk tidak memindahkan kami ke tempat yang lain. “Tutur Decky Panawe.selaku bendahara kelompok nelayan.
Hal yang sama juga dikatakan Jefri Kanakan, selaku ketua kelompok nelayan, dia mengungkapkan bahwa ketidaksepakatan mereka terhadap rencana penggusuran tersebut bahwa Menurut dia pihaknya telah beberapa kali meminta solusi tekait dengan masalah ini. akan tetapi pihak Kontraktor maupun Pemerintah, pada pertemuan sebelumnya, tidak mendapatkan kata sepakat dan dinilai tidak memihak pada mereka para nelayan.
“Sikap pemerintah ini terkesan acuh tak acuh terhadap nasib kami. Ini sangat disayangkan, nelayan seharusnya diutamakan bukan hanya karena proyek besar dengan anggaran tinggi yang kemudian membuat rakyat menderita dan menyengsarakan para nelayan.
“Kami akan terus berjuang mempertahankan mata pencaharian bahkan jika itu berbenturan dengan kepentingan pemerintah,” tegas Jefri di hadapan wartawan dan LSM.
(Debby Assa-Adhyaksa.news)