Adhyaksanews. Tanjung Ketapang, Toboali, Bangka Selatan – Masyarakat Tanjung Ketapang dengan tegas menolak rencana Pengerukan Inlet Pantai (PIP) di laut Tanjung Ketapang.
Penolakan ini disampaikan dalam aksi damai yang digelar pada Jum’at (5/7/2024), di kediaman bapak Arsat tanjung Ketapang toboali
Para warga mengungkapkan kekhawatiran mereka terhadap dampak negatif yang mungkin timbul dari pengerukan tersebut, termasuk kerusakan ekosistem laut, hilangnya mata pencaharian nelayan setempat, serta potensi abrasi pantai yang bisa merugikan pemukiman mereka.
“Sumber penghidupan kami bergantung pada laut, Jika PIP ini dilaksanakan, maka akan merusak ekosistem laut dan mengganggu hasil tangkapan ikan kami,” ujar, H.Dauri salah tokoh pemuda nelayan
Aksi penolakan ini juga didukung oleh berbagai organisasi lingkungan dan masyarakat adat setempat.
Mereka berpendapat bahwa proyek PIP tersebut tidak melalui proses konsultasi yang memadai dengan masyarakat lokal dan kurang transparansi dalam penyusunan Amdal (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
“Kami merasa tidak dilibatkan dalam pengambilan keputusan yang akan berdampak langsung pada kehidupan kami.
Kami menuntut pemerintah untuk menghentikan proyek ini dan melakukan dialog terbuka dengan masyarakat,” kata kata bung Joni Juhri perwakilan dari organisasi lingkungan setempat.
Menanggapi aksi tersebut, pihak pemerintah daerah menyatakan akan mengevaluasi kembali rencana PIP dan berjanji akan melakukan kajian lebih mendalam serta melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bangka Selatan, mengatakan bahwa pihaknya akan berupaya mencari solusi terbaik yang dapat meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat.
“Kami memahami kekhawatiran masyarakat dan akan melakukan evaluasi menyeluruh.
Kami berkomitmen untuk melibatkan semua pihak terkait dalam setiap tahap proses ini,” jelas.
Masyarakat Tanjung Ketapang berharap agar pemerintah benar-benar mendengarkan aspirasi mereka dan mengambil langkah-langkah yang bijak demi kelestarian lingkungan serta kesejahteraan mereka.
Aksi ini menjadi pengingat pentingnya partisipasi masyarakat dalam setiap proyek pembangunan yang berpotensi mengubah tatanan kehidupan mereka.
Editor : Hendri