Proyek Pembangunan Penggantian Jembatan Banten Pelita, Di Duga Atau Disinyalir Asal-Asalan

adhyaksanews.Online, Sumsel

Proyek ‘Pembangunan Penggantian Jembatan Banten Pelita’ OKU Timur Sumsel, disinyalir pekerjaannya asal-asalan atau tidak sesuai Spesifikasi atau Rencana Anggaran Biaya (RAB). Pekerjaan tersebut dilaksanakan oleh CV. Medelline Arch dengan menggunakan biaya APBD Provinsi Sumatera Selatan tahun 2023 dengan nilai uang negara sebesar Rp. 4.428.705.500. Pekerjaan yang berlokasi di Desa Bantan Pelita Kecamatan Buay Pemuka Peliung, Ogan Komering Ulu (OKU) Timur Sumatera Selatan ini menjadi perhatian serius masyarakat. Minggu ( 05/11/23 )

Kecurigaan itu bermula, atas pantauan masyarakat yang tidak mau disebutkan namanya. Mulai dari pengerjaan pengecoran pondasi dan pengecoran plat injak jembatan, terutama pada waktu pembuatan sample adukan cor pondasi atau abotmen pondasi dan plat injak jembatan yang ditambahkan ‘bumbu’ material yakni semen dan batu cor. Ironisnya, pada saat dikerjakan di lapangan pada proyek tersebut tidak ada terlihat sama sekali penambahan matrial, akibatnya timbullah kecurigaan pada masyarakat yang dianggap rancu dan tidak sesuai.

“Kami juga melihat seharusnya semua sampel adukan cor pondasi dan plat injak jembatan itu harus diambil dari dalam mobil molen semua untuk di cetak sebagai bukti sampel kekuatan adukan cor pondasi dan plat injak jembatan dan tidak boleh di tambahi bubuk semen baru dan di tambahi batu, akan tetapi yang lebih parahnya lagi saat mau percetakan sampel adukan cor pondasi dan plat injak jembatan yang dikeluarkan dari dalam mobil molen ke Iori ditambahi bubuk semen baru dan di tambahi batu serta diaduk dalam Lori”, jelas Darmadi selaku Pelaksana Lapangan. Anehnya lagi, ada seorang Konsultan yang akrab dipanggil Udin berasal dari Palembang ikut-ikutan mengaduk dan menambahi bubuk semen baru dan batu. Tak pelak, peristiwa itupun menjadi rekaman dan video dari masyarakat. “ada vedio dan photonya,” tandas masyarakat yang tak mau disebutkan namanya.

Mendapatkan informasi dari Masyarakat tersebut, Wartawan Adhyaksa News langsung melakukan pengecekan di lokasi pekerjaan proyek untuk melakukan konfirmasi kepada pihak terkait atas dugaan pekerjaan Pembangunan Jembatan tersebut yang dianggap tidak sesuai.

Saat Wartawan Adhyaksa News, hendak melakukan konfirmasi kepada Paiman selaku (Koordinator dan Pengawas Lapangan) ternyata yang bersangkutan tidak ada di lokasi proyek. karena menurut informasi beliau berada di Palembang. Namun tidak sampai disitu, Wartawan juga mencoba menghubungi via telpon, Ia-pun membenarkan bahwa sedang berada di Kantor Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Sumatera Selatan di Palembang.

“ada di lokasi saat pengerjaan proyek pembangunan Jembatan Bantan Pelita pada Sabtu 4 November 2023,” imbuhnya.

Pada sabtu (4/11) pak Paiman( Koordinator dan pengawas Lapangan )ini sedang berada di lokasi, sedang meninjau kegiatan Pembangunan Jembatan tersebut. Agar berita berimbang, maka Media Adhyaksa News meminta tanggapan atas aduan masyarakat tersebut untuk konfirmasi.
Tidak menunggu lama, Wartawan menanyakan adanya laporan masyarakat kalau proyek Pembangunan Jembatan disinyalir dikerjakan asal-asalan, dan Masarakat takut kwalitas Pembangunan Penggantian Jembatan di desa Mereka tidak kuat dan tidak sesuai harapan masarakat

Ditanyakan, tentang masalah percetakan sampel adukan cor pondasi dan plat injak yang mereka cetak yang diduga tidak sesuai dengan adukan cor di dalam mobil molen, Paiman pun langsung menjelaskan.
Menurut Paiman sebagai (Kordinator dan pengawas lapangan), bahwa adukan cor di dalam mobil molen itu sudah sesuai Spec dan pas untuk pondasi jembatan dan plat injak jembatan, “memang kami waktu buat sampel atau abotmen adukan cor pondasi dan plat injak jembatan untuk bahan bukti kami di Dinas terkait bila diminta dan di perlukan, sampel adukan cor pondasi dan plat injak jembatan yang kami buat itu mengambil adukan cor dari dalam mobil molen ke lori ,terus kami tambahi bubuk semen baru lagi dan di tambahi batu di dalam lori biar percetakan sampel adukan cor lebih keras dan bagus, tidak ada masalah di tambahi semen lagi,” ungkap, Paiman.

Awak Media menanyakan lagi kenapa,
Bisa adukan cor keluar dari dalam mobil molen ke lori di tambahi bubuk semen baru dan di tambahi batu,
Berarti sampel adukan cor pondasi dan plat injak jembatan yang di buat oleh Darmadi ( pelaksana lapangan) dan pak Udin (konsultan dari Palembang) untuk bukti dan bahan laporan ke dinas terkait tidak sesuai dengan adukan cor di dalam mobil molen, Sebenarnya Tidak Boleh di tambah- Tambahi Seperti itu,” Jelas Awak Media.

Ditambahkanya, bahwa adukan cor di dalam mobil molen itu sudah sesuai karena terlalu encer maka ditambahkan bubuk semen baru dan batu. “Saat itu ada Beberapa orang Yang Hadir ada Darmadi dan Konsultan Dari Palembang Yang Bersama menambahi bubuk semen baru dan batu, dan ada juga beberapa tempat bangunan kami biasa seperti itu malah banyak beton segi empat ini di belitang biasa nya aku buat lima atau sepuluh, tandasnya.

“Untuk tes sampel saja yang di gunakan beton yg ada di sini, namanya uji petik beton nanti biasanya ada di awal bulan 28 hari tes fisik beton, itulah di tembaknya nanti uji petik beton yang dilakukan orang (Lep) Propinsi,” papar Paiman.

(NP – Tim Adhyaksanews)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *