Adhyaksanews. Belitung Timur – Direktur Lembaga Kelautan dan Perikanan Indonesia (LKPI) Kabupaten Beltim, Mukhaedi Machwari mengatakan meragukan jika MB melakukan hal seperti yang di laporan Polisi (LP) kan oleh salah seorang anggota Satpol PP Beltim.
“Kalau setahu saya, sangat tidak mungkinlah, karena saya kenal MB ini bukan pada saat di Beltim saja, sebelum di Beltim kita sudah jadi satu keluarga, jadi saya tahu persis karakter beliau ini,” ungkap Mukhaedi kepada media ini. Jumat (20/09/2024).
Mukhaedi mengungkapkan bahwa dirinya sangat mengetahui karakter pribadi MB, karena MB telah lama bergabung di LKPI Kabupaten Beltim yang dipimpinnya sebagai Wakil Direktur (Wadir).
“Saya tahu betul karakter Wadir saya ini, karena sudah 10 tahun lebih bergabung dengan kami di LKPI dan paham betul sifat kesehariannya, jadi rasanya agak mustahil kalau melakukan tindakan kekerasan atau penganiayaan,” tegasnya.
Direktur LKPI Kabupaten Beltim ini berharap kepada siapapun yang terkait dalam hal ini untuk membantu meredakan permasalahan ini untuk tidak membesar besarkan.
“Dan mohon juga untuk Pemerintah Daerah, terutama Pak Bupati maupun Sekda itu harus turun tangan melihat seperti ini, jangan terjadi pembiaran sampai terjadi pelaporan dan sebagainya, gimana ini kerjasamanya, di mana sini adanya etika-etika koordinasi yang baik antara Pemerintah Daerah, inikan hal-hal sepele enggak perlu besar besarkan, dan tentunya akan mempengaruhi kinerja Pemerintah Daerah itu sendiri,” ujar Mukhaedi.
Mukhaedi yang akrab dipanggil Aedi ini juga mengatakan, jangan sampai masalah kecil sampai melebar dan meminta Pemerintah Daerah Kabupaten Beltim untuk segera menyelesaikan permasalahan ini.
“Hanya masalah sepele yang terjadi secara spontanitas, jangan di besar besarkan, seperti ada unsur penganiayaan dan sebagainya, yang jelas menyudutkan, untuk itu kami memohon kepada kedua belah pihak untuk membuka diri dan saling koreksi, serta saling memaafkan satu sama lainnya,” kata Aedi.
Aedi berharap mudah mudahan dengan kejadian seperti ini, jangan sampai terulang lagi di lingkungan Aparatur Sipil Negara (ASN), hal ini buat contoh kepada masyarakat.
“Begitu juga peran media, agar mengedepankan persoalan ini lebih humanis.. kata Aedy yang juga sebagai Pembina atau MPP di Pokja Wartawan Beltim.
Ia juga berharap, mudah mudahan peran Pemerintah Daerah Hadir di sini, untuk memanggil kedua belah pihak dan mendamaikannya.
“Kalaupun itu sudah masuk dalam ranah pelaporan ke petugas yang berwajib, bisa dilakukan melalui restorasi of justice sebagai bentuk mediasi,” pungkasnya. (Salis)