ADHYAKSANEWS:Tanpa Salam tanpa Yang Terhormat. Surat ini saya buat dengan kondisi sehat wal afiat. Namaku wahyu lahir dari kedua orang tua yang tinggal di RT. 02 Lingkungan parit pekir pelabuhan. Ayahku bernama bapak sukman berprofesi sebagai nelayan penangkap ikan dengan peralatan pancing. Ibuku hanya seorang ibu sederhana dengan profesi sebagai ibu rumah tangga yang membesarkan anak-anaknya dari hasil penangkapan ikan di laut oleh ayahku. Saat ini saya berprofesi sebagai pedagang es cendol keliling. Berjualan dengan Menanti event keramaian hingga melayani pesanan online adalah caraku merintis usaha untuk menghindari resiko merugi.
Melalui *surat cintaku anak nelayan di ppns*, saya ingin menuangkan betapa sangat mirisnya kondisi profesi yang ditekuni ayah ku saat ini sebagai nelayan yang membutuhkan alur muara yang layak untuk dilalui. Bertahun-tahun sudah ayahku dengan diam tanpa cerita atau mungkin tak lagi sanggup berkeluh kesah akibat pendangkalan. Sebelum melaut ayahku harus mempersiapkan segala keperluan melaut tak luput memantau ketinggian air laut dan kondisi ombak di area dangkal. Tak jarang gagal melaut akibat adanya perahu yang tersangkut di muara sehingga tidak dapat melewati alur. Belum lagi saat menuju pulang dari melaut terhalang masuk karena kondisi mulut muara yang dangkal disertai ke khawatiran akibat adanya dorongan ombak pasang dari arah belakang yang bisa menimbulkan perahu kehilangan keseimbangan yang bisa berakibat fatal bagi semua awak perahu.
Kehilangan perahu karena hancur akibat kondisi muara saat ini menjadi momok menakutkan bagi ayahku. Pergi melaut dan pulang melaut dengan selamat ada harapan dan do’a ku selalu tentuntanya demikian halnya dengan ibu ku. Rasa bahagia penuh syukur ketika ayahku melihat muara sedang dikerjakan. Saya pun antusias mendatangi muara untuk melihat keadaan muara dan saya menaruh harapan besar agar pengerukan muara ppns berjalan tanpa hambatan agar pekerjaan ayahku terbantu dan tiada lagi rasa khawatir melewati alur. Tak lagi tersita waktu menanti pasangnya air laut untuk menjemput rezeki bagi kami.
Semoga surat ini tersampaikan kepada hati yang berempati terhadap kehidupan nelayan pengguna alur di ppns yang tiada daya.(Wahyu anak nelayan