adhyaksanews.online, Oku Timur
Jembatan Desa Bantan induk yang terkesan tak terawat, dan tak pernah tersentuh ‘tangan’ pemerintah, putus total alias roboh. Akibatnya, jalur penghubung transportasi masyarakat setempat terganggu. Pasalnya, Jembatan tersebut tak pernah diperhatikan Pemerintah setempat, baik Pemerintah Desa, Kecamatan maupun Kabupaten OKU Timur.
Sebelum terjadi insiden jembatan itu putus, sudah ada tanda-tanda keretakan pada badan jembatan, namun lantaran tidak ada perhatian dari pemerintah setempat untuk melakukan perbaikan dan rehab, maka jembatan tersebut roboh.
Jembatan yang beralamat di Desa Bantan Induk, Buay Pemuka Peliung, Ogan Komering Ulu (OKU) Timur, Sumatera Selatan itu tempat yang sangat vital. Karena disitulah masyarakat setempat maupun masyarakat umum berlalu-lalang beraktifitas melewati jembatan tersebut untuk mencari rejeki. Oleh karenanya, jika Jembatan Bantan itu putus maka tidak menutup kemungkinan masyarakat terkait akan terganggu roda perekonomiannya, dampaknya dapat merugikan orang banyak.
Masyarakat Desa Bantan Dusun Lima maupun masyarakat dari luar desa tetangga sangat berharap kepada para pemimpin di daerah terkait, terutama kepada Bupati OKU Timur, Ir. H. Lanosin, M.T. beserta jajarannya, yakni, Kepala Dinas PUTR Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang OKU Timur agar segera merespon untuk menindaklanjuti kejadian itu. Karena persoalan ini menyangkut hajat hidup orang banyak, sehingga harus diprioritaskan karena tanggap-darurat.
Menurut keterangan masyarakat setempat, Jembatan tersebut sudah pernah memakan korban, namun masih beruntung selamat karena jatuh amblas ke-bawah jembatan. Kendati sudah bertahun-tahun jembatan tersebut tidak pernah diperbaiki namun masyarakat tetap nekad melewatinya padahal jembatan tersebut pernah anjlok bahkan longsor.
Oleh sebab itu masyarakat setempat, khususnya Desa Bantan kecamatan Buay Pemuka Peliung, sangat berharap agar Jembatan tersebut dibangun kembali atau dibuat jembatan tanggap-darurat agar masyarakat tidak terhambat untuk beraktivitas untuk mencari rejeki.
Atas insiden tersebut, sudah beberapa hari ini sepi di Desa Bantan Induk Dusun Lima itu, dan tidak terlihat lagi masyarakat melintasi jalan penghubung ke-arah kebun-kebun masyarakat tersebut, baik dari Desa Bantan, Desa Pulau Negara maupun Desa Negeri Pakuan. Karena jalan itulah yang menjadi poros lalu-lintas masyarakat yang sehari-hari mereka beraktivitas .
Mereka berharap, semoga Dinas PUTR OKU Timur cepat merespon keinginan masyarakat agar pembangunan Jembatan tersebut secepatnya dibangun kembali, sehingga perekonomian Desa Bantan dapat kembali normal dan masyarakat bisa beraktivitas kembali seperti Semula.
Karena Masyarakat Banyak yang Mengeluh Oleh jembatan Putus dan Longsor Masyarakat Sangat Terhambat Apa bila Jembatan Putus itu Belum di bangun ,Karena jembatan itu Lah jalan Alternatif masyarakat untuk Aktivitas.
“Harus berjalan kaki untuk beraktivitas berjam-jam baru Sampai Di kebun, kami mengeluh karena berat membawa hasil panen, terpaksa pikul dipunggung untuk menyeberangi sungai” keluh diantara petani.
Ironisnya, menurut salah satu petani, apabila sungai sedang surut bisa berjalan kaki tetapi masyarakat khawatir saat sungai pasang otomatis air sungai naik dan arus sangat deras sehingga sontak saja masyarakat harus berenang dengan alat darurat. “Kami menebang batang pisang untuk menyeberangi sungai”, tandasnya.
Wajar saja, masyarakat Desa Bantan mayoritas adalah petani, sehari-hari mereka selalu berkebun, diantaranya duku, jeruk, pisang, sayuran dan lain-lain. Sehingga mereka sangat berharap sekali kepada Bupati OKU Timur untuk memperhatikannya, “Kepada Bapak Bupati Ir. H. Lanosin, M.T. Kabupaten OKU Timur Sebagai pemimpin, kami bangga agar dapat membangun desa kami”, imbuhnya.
(Nopran-Adhyaksanews)