Adhyaksanews. Bangka Belitung — Panitia khusus untuk membahas polemik pertambangan laut batu Beriga melaksanakan rapat diruang BANMUS DPRD provinsi Bangka Belitung, Jumat (18/10).
Rapat dipimpin oleh ketua pansus Pahlivi dan turut dihadiri oleh anggota pansus antaranya Me Hoa, Rina Tarol, Zeky Yamani dan pihak dari PT Timah.
Rina Tarol meminta PT Timah untuk tidak melakukan aktivitas sebelum menemukan solusi yang terbaik untuk masyarakat desa Batu Beriga.
“Kami minta PT Timah mencari formula yang terbaik sehingga nelayan dapat percaya dan yakin bahwa solusi yang diberikan oleh PT Timah itu yang terbaik ” ujarnya saat diluar ruang rapat.
Rina Tarol dengan penuh harap agar laut desa batu Beriga bisa dijadikan sebagai zero tambang dan membiarkan nelayan hidup dengan tenang dengan alam lautnya yang masih baik.
Menurutnya solusi yang diberikan oleh PT Timah tidak bisa memberikan tanggung jawab seusai melakukan pertambangan setelah dilakukan penambangan secara bar-bar.
PT Timah selalu memberikan kompensasi dengan membagi beras, CSR dan menurut saya PT Timah ini tidak memiliki inovasi yang mampu memberikan solusi yang terbaik dan hanya menyisakan kerusakan baik itu lingkungan maupun sosial”
CV yang menambang itu rata rata pemiliknya hampir orang luar, setelah selesai mereka mengeruk laut dan tidak ada lagi yang bisa ditambang CV ini dipastikan pergi begitu saja.
Rina menjelaskan bahwa kenapa PT Timah bersikeras untuk menambang dilaut batu Beriga dengan alasan kekurangan biji timah.
“Jadi kenapa PT Timah bersikeras untuk menambang dilaut batu Beriga ini, mereka beralasan kekurangan biji Timah padahal laut yang mereka tambang pun tidak masuk ke PT Timah melainkan masuk ke cukong cukong” tegasnya.
Kader PDIP ini juga menyebutkan bahwa PT Timah sendiri dinilai tidak bisa menjaga aset mereka sendiri dan barang mereka sendiri dan memaksakan untuk mengejar target
(KS/Redaksi)