Adhyaksanews—Pangkalpinang, Perusahaan plat merah yang bergerak di bidang produksi biji timah atau akrab disebut PT Timah tbk merupakan perusahaan produsen yang mengeksploitasi biji timah dalam bisnis komoditas timah untuk negara demi kesejahteraan rakyat Indonesia pada umumnya dan rakyat Bangka Belitung khususnya.
Kendati kenyataannya tak seperti yang tertulis di paragraf pertama itu. Pasalnya ekonomi rakyat Bangka Belitung masih ada di bawah rata-rata kemiskinan, seperti berprofesi sebagai para pedagang kaki lima, menimbang timah, kuli bangunan, buruh harian dan lain-lain. Akibatnya, tak heran banyak orang menganggap bahwa seharusnya imbas dari Perusahaan Timah tersebut, rakyat di Pulau Timah (Bangka-Balitung) selayaknya adalah makmur dan kaya-kaya tetapi nyatanya tidak beda halnya dengan fatamorgana (ilusi) saja.
Bahkan ada salah satu pejabat di Perusahaan Plat merah yang menumpang di tanah Provinsi Serumpun Sebalai dinilai bersikap tidak sopan bahkan tidak bersahabat sehingga dinilai masyarakat Bangka ‘bermulut kasar’. Hal itu Diketahui salah satu pejabat PT.Timah adalah bernama Robertus Bambang Susilo (RBS) yang menjabat sebagai Kepala Divisi Sarana dan Umum memperlakukan para pelaku UMKM Buket tidak seperti manusia sebagaimana mestinya. Karena menurut keterangan Emak-emak yang enggan disebutkan namanya Ia (pejabat timah-red) itu berkata kasar dan angkuh serta tak segan-segan mengusir para usaha buket yang mengais rezeki ketika momentum acara kelulusan salah satu SMA, Kamis (25/4/2024) di Gedung Serba Guna Graha PT Timah.
Oleh sebab itu, Robertus yang notabene pejabat di Perusahaan Timah itu dinilai emak-emak terkesan sombong dan angkuh dengan berkata kasar kepada para pelaku usaha kecil musiman (UMKM). Tak heran kalau Ia mendapatkan reaksi dari para pedagang musiman buket dengan membuat surat kepadanya, yang berbunyi :
“Kepada Yang Gila Hormat.
Bapak Robet, General Affairs & Aset Management PT Timah.
Pak, ingat baik-baik. Hidup hanya sementara jadi jangan sombong anda. Mentang-mentang punya jabatan tinggi, jadi tidak memanusiakan manusia.
Kami seakan-akan seperti “BINATANG”, bapak perlakukan. Jangan pandang pedagang kecil rendah dimata bapak, jadi seenak-enaknya menghina dan mengusir kami.
Semoga bapak sehat selalu, agar karangan bunga akan segera kami dikirimkan,”. Itulah kira-kira sepenggal tulisan dilontarkan kepada pejabat yang ‘bermulut kasar’ tersebut.
Wajar saja kekesalan para pedangan kecil musiman (UMKM) ini memuncak karena diperlakukan secara tidak manusiawi seakan mereka seperti binatang. Sementara mereka sedang mengais rezeki dengan cara halal yakni berdagang. Padahal jabatan itu adalah sementara dan tak akan dibawa mati, bisa jadi atas ulah dia sendiri jabatan tersebut akan lepas darinya.
“Kami ini hanya pedagang kecil musiman, yang mengais rezeki dari jualan buket atau hiasan karangan bunga untuk dijadikan hadiah atas kelulusan. Berjual pun tidak mengunakan tenda atau meja, hanya beralaskan terpal atau ngampar dan juga tidak membuat kotor lingkungan kantor PT Timah,” padahal kami sudah minta izin terlebih dahulu ke pihak panitia, terang salah satu pedagang UMKM.
Ironisnya, dalam menyikapi peristiwa ini wartawan Adhyaksanews menanyakan kronologis yang sebenarnya melalui pesan WA kepada pihak yang bersangkutan Robertus Bambang Susilo (RBS). Tetapi Ia terkesan menghindar, agar wartawan menghubungi pihak Humas PT.Timah, “Pagi Pak. Ijin berkomunikasi dengan Pak Anggi Pak. “, jawab dalam tulisan di WA tersebut. (Red)